A. Keuntungan Bisnis Bibit Jati
Bisnis pembibitan jati. Jati merupakan jenis tumbuhan yg menghasilkan kayu kualitas super. Di pasaran, harga jual jati terbilang tinggi jikalau dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. Karena karakteristiknya tersebut, tumbuhan ini banyak diminati masyarakat sebagai investasi jangka panjang. Hal ini tentu membuka peluang tersendiri bagi perjuangan bibit jati unggul. Selain berpeluang besar, perjuangan bibit jati juga mempunyai banyak sekali keunggulan, di antaranya tidak membutuhkan lahan yg terlalu luas (500 m2 sanggup dipakai untuk 10.000 bibit jati), periode panen cepat (hanya 4—5 bulan dari penyemaian), serta perawatan & pemeliharaan bibit tidak terlalu merepotkan. Pada kondisi tertentu, panen juga sanggup dilakukan apabila ada pesanan. Misalnya, pemesanan dari instansi pemerintah / perusahaan swasta yg menginginkan karakteristik bibit jati tertentu dengan umur panen tertentu.Modal Terbatas, Tidak Masalah
Secara umum, pelaku perjuangan pembibitan dengan lahan & modal terbatas sanggup memulai usahanya dengan bermitra / bekerja sama dengan peusaha lainnya. Dengan contoh ini, pemasaran bibit sanggup dilakukan bahu-membahu / menjual bibit kepada perusahaan yg skalanya lebih besar. Dengan demikian, risiko perjuangan akan berkurang, se&gkan laba tetap sanggup maksimal.
B. Menyiapkan Lokasi & Perlengkapan Pembibitan Jati
- Pilih lokasi pembibitan yg sesuai dengan pertanaman bibit jati, di antaranya mempunyai curah hujan 1.200—2.500 mm/tahun dengan 3—5 bulan kering, & suhu udara 19—36º C. Selain itu, lokasi juga harus mempunyai sumber air cukup. Pasalnya, air memegang peranan penting dalam perjuangan pembibitan. Sumber air bisa, didapatkan dari sungai (air mengalir) / buat sumur. Sebaiknya, untuk mengalirkan air ke lahan persemaian setiap pembibit harus mempunyai pompa air.
- Siapkan sarana & prasarana berupa bedeng tabur, bedeng sapih, lokasi pengolahan media tanam, kawasan karantina, & pagar pembatas lokasi pembibitan.
- Sediakan bahan2 pembibitan menyerupai benih jati, pupuk, polibag, media tanam, & obat-obatan.
- Usahakan lokasi pembibitan mempunyai jalan masuk yg baik & sanggup dilewati kendaraan roda empat. Baygkan, dalam satu kali proses penjualan bibit, biasanya terjual ratusan bibit yg harus didistribusikan menggunakan kendaraan kolam terbuka roda empat. Sementara itu, jalan masuk di dalam lokasi persemaian pun harus mempunyai jalan kecil di setiap blok. Hal ini untuk memudahkan pengangkutan bibit dari dalam lokasi ke luar lokasi pembibitan / antarblok di dalam lokasi persemaian.
C. Memulai Pembibitan Jati
- Pastikan benih jati yg dipakai berasal dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH). Hal ini bertujuan biar bibit yg dihasilkan mempunyai kualitas yg baik & pertanaman yg sehat.
- Beri perlakuan khusus pada benih untuk memecahkan dormansinya. Caranya, tempatkan benih di dalam wadah dengan bantalan serasah. Setelah itu, tutup kembali hamparan benih menggunakan serasah. Taburkan spiritus di atas serasah & bakar sampai api padam. Dinginkan benih selama 24 jam.
- Siapkan media tanam berupa tanah, pasir, kompos, & arang sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Tempatkan media semai yg telah tercampur rata ke dalam kolam semai yg telah disediakan.
- Benamkan benih satu per satu ke dalam media semai.
- Setelah bibit berumur 2—3 minggu, kecambah jati dipindahkan ke dalam polibag yg berisi media tanah, kompos, & arang sekam dengan komposisi 1 : 1 : 1.
Tip Memilih Pohon Induk Sebagai Sumber Benih
Jika benih bersertifikat sulit ditemukan, cara yg paling gampang untuk memeroleh benih yaitu dengan menggunakan benih yg berasal dari pohon benih. Pohon benih merupakan pohon induk lokal terbaik yg terdapat yg memang dipilah & dipelihara untuk menghasilkan benih. Berikut beberapa kriteria yg harus dipertimbangkan dikala menentukan pohon benih.
Pohon harus terlihat unggul dibandingkan dengan ? pohon lainnya. Ciri-cirinya, pohon mempunyai diameter batang & tinggi di atas rata-rata, berbatang lurus, batang bebas cabangnya tinggi, tajuknya seimbang, bebas dari hama & penyakit, serta telah bisa menghasilkan benih (berumur minimum 12 tahun).
- Hindari menentukan pohon benih yg tumbuh sendirian alasannya dipastikan benih yg dihasilkan merupakan hasil penyerbukan sendiri.
- Hindari menentukan pohon benih yg tumbuh absurd & terjangkit hama & penyakit.
- Usahakan benih diperoleh dari minimal 10 pohon induk yg tidak berkerabat dekat.
D. Memelihara Bibit Jati dengan Baik
- Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembapan media. Sebagai patokannya, bibit jati membutuhkan air sebanyak 20 m3/hektare/hari. Penyiraman sanggup dilakukan pada pagi & sore hari. Jika ekspresi dominan hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan.
- Siangi gulma & rumput yg berada di sekitar tumbuhan bersamaan dikala penyortiran kualitas bibit. Tujuannya, untuk menghindari persaingan dalam proses perembesan makanan. Penyiangan biasanya dilakukan secara manual menggunakan tangan.
- Lakukan pemupukan sesuai dengan jenis & takaran yg dianjurkan. Jenis pupuk yg dipakai berupa pupuk NPK dengan takaran 3—5 gram/polibag. Sementara itu, untuk bibit muda, pupuk yg dipakai 0,25—0,5 gram/polibag.
E. Pemanenan Bibit Jati
- Panen bibit dikala berumur 4—5 bulan.
- Pastikan bibit memenuhi kriteria sebagai berikut.
- Media sarang & akarnya besar lengan berkuasa mengikat media di dalam polibag. Jika bibit dicabut dari polibag, media & akar tetap menggumpal utuh, tetapi tetap berpori / tidak padat.
- Batang tunggal, kokoh, & sudah berkayu. Bibit tumbuh tegak, antara diameter & tinggi tampak seimbang. Tinggi bibit minimum 30 cm.
- Pucuk sehat, daun segar, serta tidak terjangkit hama & penyakit.
F. Kendala & Solusi Bisnis Pembibitan Jati
Kendala | Solusi |
Penyimpanan benih yg salah | Benih yg telah kering disimpan dalam wadah plastik. Ruang simpan sebaiknya kering & sejuk. Jika memungkinkan, gunakan ruangan ber-AC. Daya tahan benih jati paling usang 2 tahun. |
Sulit memasarkan bibit jati | Melalui penjualan eksklusif dengan mem- buka penjualan di rumah / di kebun. Selain itu, tawarkan kepada petani-petani yg mempunyai kebun. Agar pemasaran lebih efektif, berikan diskon setiap pembelian bibit dalam jumlah tertentu. |
G. Analisis Usaha Pembibitan Jati
a. Asumsi
- Satu periode pembibitan jati terhitung selama empat bulan.
- Lahan yg dipakai merupakan lahan sewa seluas 500 m².
- Target produksi sebanyak 10.000 bibit.
- Benih yg dipakai merupakan benih bersertifikat seharga Rp850.000/kg.
- Persentase berkecambah benih sebesar 70%.
- Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.
- Jumlah butir benih per kg sebanyak 1.500 butir per kg.
= 10.000 : (70% x 80% x 1.500)
= 11,9 kg
= 12 kg
8. Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.
9. Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.
Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg
= (10.000 + (10.000 x 3%))/1.000
= 10,3 kg
= 11 kg
10. Media berupa tanah, arang sekam, & kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
11. Pembelian tanah menggunakan kendaraan beroda empat colt berkapasitas 7 m³.
b. Rincian Biaya
Biaya investasi pembibitan jati
Komponen | Harga satuan (Rp) | Jumlah | Satuan | Total biaya (Rp) |
Sewa lahan 500 m2 | 400.000 | 1 | Tahun | 400.000 |
Paranet | 875.000 | 2 | Gulung | 1.750.000 |
Bambu | 7.500 | 25 | Batang | 187.500 |
Pembuatan sumur | 2.000.000 | 1 | Paket | 2.000.000 |
Pemasangan instalasi listrik | 250.000 | 1 | Paket | 250.000 |
Pompa air | 750.000 | 1 | Buah | 750.000 |
Sprayer | 350.000 | 1 | Buah | 350.000 |
Saung (barak) | 1.000.000 | 1 | Paket | 1.000.000 |
Perperalatanan pertanian | 350.000 | 1 | Paket | 350.000 |
Sungkup plastik | 300.000 | 1 | Paket | 300.000 |
Total biaya investasi | 7.337.500 |
Biaya tetap pembibitan jati per periode
Komponen | Masa Pakai | Harga (Rp) | Perhitungan | Total Biaya (Rp) |
Penyusutan sewa lahan | 12 | 400.000 | 4/12 x Rp400.000 | 133.333 |
Penyusutan paranet | 36 | 1.750.000 | 4/36 x Rp1.750.000 | 194.444 |
Penyusutan bambu | 12 | 187.500 | 4/12 x Rp200.000 | 62.500 |
Penyusutan sumur | 96 | 2.000.000 | 4/96 x Rp2.000.000 | 83.333 |
Penyusutan instalasi listrik | 60 | 250.000 | 4/60 x Rp250.000 | 16.667 |
Penyusutan pompa air | 48 | 750.000 | 4/48 xRp750.000 | 62.500 |
Penyusutan sprayer | 36 | 350.000 | 4/36 x Rp350.000 | 38.889 |
Penyusutan saung | 60 | 1.000.000 | 4/60 x Rp1.000.000 | 66.667 |
Penyusutan perperalatanan pertanian | 24 | 350.000 | 4/24 x Rp350.000 | 58.333 |
Penyusutan sungkup | 36 | 300.000 | 4/36 x Rp300.000 | 33.333 |
Total biaya tetap | 750.000 |
Biaya variabel pembibitan jati per periode
Komponen | Harga Satuan (Rp) | Jumlah | Satuan | Total Biaya |
Polibag | 25.000 | 11 | Kg | 275.000 |
Kompos | 10.000 | 50 | Karung | 500.000 |
Tanah | 300.000 | 1 | Bak | 300.000 |
Arang sekam | 10.000 | 20 | Karung | 200.000 |
Benih jati | 850.000 | 12 | Kg | 10.200.000 |
Pupuk | 3.000 | 70 | Kg | 210.000 |
Pestisida | 100.000 | 1 | Kg | 100.000 |
Pembukaan lahan | 100.000 | 1 | Borongan | 100.000 |
Biaya listrik | 50.000 | 4 | Bulan | 200.000 |
Tenaga pengisian media | 50 | 10.000 | Polibag | 500.000 |
Tenaga penyapihan | 25 | 10.000 | Polibag | 250.000 |
Biaya tenaga kerja | 300.000 | 4 | Bulan | 1.200.000 |
Total biaya variabel | 14.035.000 |
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel
= Rp733.333 + Rp14.035.000
= Rp14.785.000
c. Pendapatan & Keuntungan per Periode
1. Pendapatan
Pendapatan = Jumlah bibit x harga jual= 10.000 bibit x Rp3.000
= Rp30.000.000
2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan—total biaya operasional= Rp30.000.000—Rp14.785.000
= Rp17.215.000
d. Kelayakan Usaha
1. Rasio R/C
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional= Rp30.000.000 : Rp14.785.000
= 2,16
R/C lebih dari satu artinya perjuangan layak dijalankan. R/C 2,16 artinya setiap penambahan2 modal sebesar satu rupiah akan memperlihatkan pendapatan sebesar Rp2,16.
2. Pay Back Period
Pay back period (titik balik modal / titik impas) yaitu perbandingan antara total investasi dengan laba yg diperoleh.Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 4 bulan
= (Rp7.187.500 : Rp14.785.000) x 4 bulan
= 1,7 bulan