Latest News

Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon

A. Prospek Menguntungkan Investasi Kayu Jabon

 Prospek Menguntungkan Investasi Kayu Jabon Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon
Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon. Berusaha jabon memang sangat menguntungkan. Selain gampang diolah & multifungsi, kayu jabon juga mendatangkan rupiah yg berlipat. Baygkan saja, modal awal membeli satu bibit jabon ketika ini sekitar dua ribu rupiah. Setelah panen, dari satu tegakan jabon sanggup dijual menjadi Rp300.000—Rp600.000. Keuntungan berlipat ini sanggup diperoleh sehabis 5—6 tahun. Walaupun waktu tersebut cukup lama, tetapi kalau dibandingkan dengan flora penghasil kayu lainnya, jabon justru termasuk flora yg cepat tumbuh (fast growing species). Dalam satu tahun, pertanaman diameter batang jabon mencapai 5—10 cm, se&gkan kenaikan tinggi pohon mencapai 3—6 m.
Berdasarkan karakteristiknya, jabon tergolong flora kayu yg mempunyai batang yg lurus & silindris, cabangnya berukuran kecil & mendatar, mempunyai kemampuan pemangkasan alami (self pruning), serta relatif tahan terhadap serangan hama & penyakit. Jabon juga termasuk flora pionir yg sanggup tumbuh di lahan terbuka / kritis sehingga sering dipakai untuk penghijauan, reklamasi lahan bekas tambang, & pohon peneduh. Kayu yg dihasilkan gampang diolah & umumnya dipakai sebagai kayu lapis, veeneer basah, bahan2 pembungkus, korek api, bahan2 konstruksi ringan, bahan2 baku papan partikel, & bubur kertas (pulp). Sekarang, mari kita bahas tahapan Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon.

B. Persiapan Lahan Menanam Jabon

  1. Pastikan lahan yg akan dipakai sesuai dengan syarat tumbuh jabon. Umumnya, jabon akan tumbuh optimal pada ketinggian 10—900 m dpl, suhu 21—26º C, & curah hujan 1.500—5.000 mm/tahun.
  2. Untuk meminimalisasi biaya produksi, usahakan lahan yg dipakai merupakan milik pribadi. Jika menggunakan lahan sewa, sebaiknya lakukan simulasi biaya biar perjuangan ini tidak rugi.
  3. Lakukan proses pencucian lahan mencakup jalur tanam & tempat piringan dengan santunan peralatan menyerupai parang, cangkul, & mesin pemotong rumput. Selain itu, pencucian lahan juga sanggup menggunakan herbisida biar lahan terbebas dari flora pengganggu menyerupai semak belukar, alang-alang, & rerumputan.
  4. Tentukan jarak tanam jabon sesuai tujuan penggunaan kayu yg dihasilkan.
    - Jarak tanam untuk tujuan penanaman jabon sebagai bahan2 baku pulp biasanya menggunakan jarak tanam 2 x 2 meter / 3 x 2 meter.
    - veneer biasanya menggunakan jarak 3 x 3 meter.
    - Jarak tanam untuk tujuan penanaman dengan sistem tumpang sari sanggup menggunakan 4 x 4 meter, 5 x 5 meter, / 8 x 8 meter.
  5. Buat lubang tanam pada titik tanam yg telah ditentukan. Umumnya, ukuran lubang tanam yg dipakai 40 x 40 x 40 cm. Sebaiknya, lakukan penggalian lubang tanam satu ahad sebelum ditanami bibit jabon.
  6. Masukkan pupuk kan&g / kompos sebanyak 3—5 kg & pupuk NPK sebanyak 50—100 gram per lubang tanam.
  7. Tambahkan kapur kalau lahan yg dipakai cenderung asam / mempunyai keterbatasan unsur Ca & Mg. Dosis kapur yg dipakai biasanya 100 gram per lubang tanam.

C. Tanam Jabon dengan Benar

  1. Usahakan proses penanaman jabon dilakukan pada awal demam isu hujan. Agar bibit tidak mengalami stres, lakukan penanaman pada pagi hari, yakni pukul 07.00—11.00 / sore hari pukul 15.00—17.00.
  2. Siapkan bibit jabon. Padatkan media di dalam polibag. Tujuannya, biar media menjadi kompak & tidak hancur ketika polibag dibuka.
  3. Sobek polibag secara hati-hati, masukkan bibit jabon ke dalam lubang tanam sampai sebatas leher akar. Setelah itu, tutup lubang tanam dengan tanah.
  4. Padatkan tanah di sekitar pangkal batang bibit. Bibit harus berada sempurna di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak lurus. Setelah itu, pasang penygga (ajir) sebagai penkamu.

D. Lakukan Pemeliharaan Jabon dengan Baik

  1. Lakukan pemupukan susulan berupa pupuk NPK setiap enam bulan, pada awal & final demam isu hujan dengan takaran 100—200 gram per tanaman. Proses pemupukan ini dilakukan sampai tahun ketiga. Tujuannya, untuk mempercepat pertanaman jabon. Pemberian pupuk dilakukan di piringan (kedua sisi flora secara berlawanan). Caranya, buat lubang dengan ke dalaman sekitar 5 cm. masukkan pupuk, kemudian tutup kembali lubang tersebut. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi / sore hari.
  2. Lakukan penyulaman flora yg rusak & mati satu bulan sehabis penanaman. Pastikan bibit sulam yg dipakai dalam kondisi sehat & seumur.
  3. Lakukan penyiangan secara manual / mekanis di dalam piringan dengan jarak 1 meter dari pokok tanaman. Penyiangan juga sanggup dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida (chemical weeding).

    Tabel 6. Pelaksanaan penyiangan (weeding) menurut waktu & kondisi gulma
     
    Umur
    Tanaman
    (Bulan)
    Kegiatan
    Kondisi Areal
    Deskripsi
    2 Weeding I Gulma tidak terlalu padat & tinggi Buka piringan (radius satu meter)
    Gulma padat & tinggi Pangkas gulma, kemudian lakukan chemical weeding
    5
    Weeding II Gulma tidak terlalu padat & tinggi Chemical weeding
    Gulma padat & tinggi Pangkas gulma, kemudian lakukan
    chemical weeding
    8
    Weeding III Gulma tidak terlalu padat & tinggi Pangkas / babat
    12
    Weeding IV Gulma tidak terlalu padat & tinggi Pangkas / babat
  4. Lakukan pen&giran sebanyak lima kali dalam setahun dengan jarak piringan sekitar 50 cm dari pokok tanaman. Tujuannya, untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman.
  5. Lakukan pemangkasan cabang kayu yg bersahabat dengan permukaan tanah, cabang yg rusak, & cabang yg terkena serangan penyakit bersamaan dengan waktu pen&giran. Caranya, pangkas cabang sampai berjarak sekitar 2—5 cm dari batang utama. Segera tutup luka pangkas dengan bahan2 epilog luka menyerupai ter / parafin. Lakukan pemangkasan sampai tahun kedua. Setelah berumur 2 tahun, jabon sudah mengalami pemangkasan cabang secara alami (self prunning).
  6. Lakukan penjarangan pertama sehabis flora berumur tiga tahun. Caranya, tebang secara berselang satu pohon di setiap baris / lajur. Selain untuk pohon siap jual, penjarangan juga sanggup dilakukan untuk pohon yg tertekan, batang utama bengkok, menggarpu, bercabang banyak, serta terjangkit hama & penyakit.
  7. Lakukan pengendalian hama & penyakit menggunakan insektisida, fungisida, / bakterisida. Penggunaan bahan2 kimia tersebut diadaptasi dengan tanda-tanda yg terjadi pada tanaman. Hama yg umum ditemui pada jabon di antaranya uret, ulat grayak, ulat pengisap daun, ulat api, tikus, & belalang. Sementara itu, penyakit yg sering menyerang jabon di antaranya bercak daun, keriting daun, embun tepung, & basi akar.

E. Pemanenan Kayu Jabon

  1. Panen jabon ketika berumur 5—6 tahun. Saat umur tersebut, diameter batang utama sudah mencapai 30 cm. Waktu pemanenan juga sanggup dilakukan sesuai ajakan pasar.
  2. Sama menyerupai flora kayu lainnya, pemanenan dilakukan dengan cara ditebang. Berikut teknis penebangan pohon jabon.
    - Kurangi cabang & ranting.
    - Potong dengan gergaji sebagian sisi batang sejajar dengan arah rebah pohon (takik rebah). Jarak antara bantalan & atap takik rebah maksimum 5 cm.
    - Potong sisi lainya dengan gergaji setinggi pecahan paling atas takik rebah sebagai takik balas. Setelah itu, pohon akan jatuh ke arah takik rebah.

F. Kendala & Solusi Bisnis Investasi Kayu Jabon

Kendala
Solusi
Pertanaman jabon relatif lambat Lambatnya pertanaman jabon sanggup terjadi sebab kekurangan unsur hara / air. Lakukan pemupukan secara benar & sesuai dosis. Penyiangan & penyiraman juga perlu dilakukan secara teratur.

G. Analisis Usaha Bisnis Investasi Kayu Jabon

a. Asumsi

  1. Lahan yg dipakai berupa lahan sewa seluas 1 hektare.
  2. Masa produksi jabon selama 6 tahun.
  3. Masa pakai perperalatanan pertanian menyerupai cangkul, gembor, garpu, & baskom diasumsikan selama 3 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-4.
  4. Jarak tanam yg dipakai berukuran 3 x 3 m, sehingga jumlah bibit yg ditanam sebanyak 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambah 5% dari jumlah bibit yg diharapkan sebagai persediaan bibit sulam.
  5. Biaya pekerjaan 1 HOK sebesar Rp40.000 (1HOK = 7 jam kerja/hari).

b. Rincian Biaya

Biaya investasi bertanam jabon per 6 tahun

Komponen
Harga(Rp)
Jumlah
Satuan
Rincian
Sewa lahan 1 hektare
2.000.000
6
Tahun
12.000.000
Hand sprayer
350.000
2
Buah
700.000
Cangkul
50.000
10
Buah
500.000
Gembor
30.000
8
Buah
240.000
Garpu
50.000
8
Buah
400.000
Pompa air & selang
1.000.000
1
Buah
1.000.000
Wheel barrow
200.000
3
Buah
600.000
Ember
25.000
10
Buah
250.000
Total Investasi tahun ke-1
15.690.000

Komponen
Investasi Tahun ke-1
Reinvestasi Tahun ke-4
Sewa lahan 1 hektare
12.000.000
0
Hand sprayer
700.000
700.000
Cangkul
500.000
500.000
Gembor
240.000
240.000
Garpu
400.000
400.000
Pompa air & selang
1.000.000
0
Wheel barrow
600.000
600.000
Ember
250.000
250.000
Total biaya
15.690.000
2.690.000
Total Biaya Investasi
18.380.000

Biaya variabel bertanam jabon per 6 tahun

Komponen
Harga (Rp)
Jumlah
Satuan
Total biaya (Rp)
Biaya Input
Bibit jabon
2.000
1.167
Buah
2.334.000
Pupuk kan&g
500
11.110
Kg
5.555.000
PupukNPK
3.000
1.000
Kg
3.000.000
Pestisida
50.000
20
Kg
1.000.000
Biaya Tenaga Kerja
Pembukaan lahan
2.000.000
1
Borongan
2.000.000
Pembuatan lubang tanam
40.000
70
HOK
2.800.000
Penanaman
40.000
15
HOK
600.000
Pemupukan dasar
40.000
8
HOK
320.000
Pemupukan tahun ke-1
40.000
10
HOK
400.000
Pemupukan tahun ke-2
40.000
10
HOK
400.000
Pemupukan tahun ke-3
40.000
10
HOK
400.000
Pemeliharaan 2 kali setahun
40.000
320
HOK
12.800.000
Penjarangan I
40.000
20
HOK
800.000
Penjarangan II
40.000
40
HOK
1.600.000
Pemanenan
40.000
60
HOK
2.400.000
Total Biaya Variabel
36.409.000
Total biaya operasional = Total investasi + Total biaya variabel
                                        = Rp18.380.000 + Rp36.409.000
                                        = Rp54.789.000

b. Pendapatan & Keuntungan per Hektare Kayu Jabon

1. Pendapatan


Penerimaan
Jumlah kayu yg dihasilkan (m3)
harga per m3 (Rp)
Jumlah
Hasil penjarangan I
30
50.000
1500000
Hasil panen
350
750.000
262500000
Total penerimaan
264.000.000

2. Keuntungan

Keuntungan per 6 tahun    = Pendapatan—Total biaya operasional
                                        = Rp264.000.000—Rp54.789.000
                                        = Rp209.211.000