A. Prosepk Bisnis Pembibitan Durian
Salah satu cara pembibitan durian yg banyak dipakai yaitu teknik sambung pucuk. Pembibitan dengan teknik ini sanggup menghasilkan hibrida dalam waktu singkat. Pasalnya, proses pembibitan sanggup dilakukan pada flora batang bawah yg berumur dua bulan dengan tingkat keberhasilan tinggi (80%). Selain itu, teknik sambung pucuk sanggup membantu dalam mempertahankan & meningkatkan mutu genetik durian lokal Indonesia.
B. Persiapan Lokasi & Perlengkapan Pembibitan Durian
- Pilih lokasi pembibitan batang bawah yg memenuhi kriteria syarat tumbuh durian. Beberapa syarat tumbuh durian yg harus dipenuhi di antaranta terletak di ketinggian daerah 400—600 m dpl, curah hujan 1.500—2.500 mm/tahun, suhu 22—29° C, & pH tanah 6—7. Pastikan lahan bersahabat dengan sumber air untuk mempermudah proses penyiraman.
- Siapkan peralatan tanam berupa cangkul, gembor, & sprayer. Selain itu, siapkan juga peralatan untuk melaksanakan teknik sambung, ibarat pisau cutter dengan lebar 1 cm / silet, plastik kemasan transparan untuk pengikat dengan ketebalan 0,003 mm, & pelepah pisang.
- Siapkan polibag berukuran 20 x 25 cm yg berisi media tumbuh berupa tanah (top soil), arang sekam, & pupuk kan&g dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
- Siapkan biji durian yg berasal dari durian unggul yg matang.
- Tetapkan pohon induk durian sebagai sumber mata tunas. Untuk menghasilkan hibrida yg bersertifikasi, gunakan pohon induk yg telah terdaftar di BPSB TPH setempat. Sebaiknya, empat bulan sebelum proses sambung, pohon induk harus dipangkas terlebih dahulu semoga diperoleh mata tunas sam.bungan dalam jumlah banyak.
- Siapkan rumah paranet dengan naungan 60%.
- Siapkan fungisida & insektisida butiran untuk mencegah serangan cendawan & semut
C. Persiapan Bahan Perbanyakan Durian
a. Batang Bawah
- Pilih biji durian yg masih segar, bentuk sempurna, seragam, tidak kempes, berukuran se&g, & tidak terdapat luka / rusak akhir serangan hama. Pastikan biji tersebut berasal dari flora durian yg terbukti bisa menyesuaikan diri dengan kondisi agroklimat setempat.
- Bersihkan biji dari daging buah yg melekat. Angin-anginkan di daerah teduh yg terhindar dari sinar matahari langsung.
- Sementara itu, buat bedeng semai dengan ukuran lebar 80 cm, tinggi 15 cm, & panjang menyesuaikan dengan kontur. Tanam biji dengan cara membenamkannya ke dalam tanah dengan posisi pusar (hilum) menghadap ke bawah. Beri jarak 15—20 cm untuk penanaman berikutnya.
- Tambahkan fungisida & insektisida butiran dengan takaran sesuai anjuran.
- Buat naungan menggunakan daun pisang / paranet untuk menaungi bibit selama satu bulan.
- Siram bibit batang bawah secara teratur 2—3 hari sekali.
- Setelah berumur satu bulan & kotiledon yg menempel pada bibit terlepas, lakukan seleksi bibit & pindahkan ke dalam polibag.
- Pilih bibit yg mempunyai pertanaman baik, terlihat dari jumlah daun, warna daun, tinggi batang, & keadaan akar yg normal. Sementara itu, pisahkan bibit apkir yg mempunyai pertanaman absurd ibarat batang bengkok, rasio panjang akar & tinggi batang tidak seimbang, terjangkit hama & penyakit, serta daun telihat roset / mengecil.
- Pindahkan bibit sehat yg dipilah ke dalam polibag yg berisi media tanam.
- Simpan bibit di bawah naungan paranet 60%.
- Siram dengan teratur serta lakukan pengendalian hama & penyakit jikalau diperlukan.
- Setelah bibit berumur dua bulan, bibit siap untuk dijadikan batang bawah dalam teknik sambung pucuk.
- Pilih tunas pucuk dari ranting yg tegak / ranting dengan maksimum kemiringan 45 derajat. Pastikan tangkai pucuk bernas sepanjang 12 cm.
- Buang daun-daun yg berada di sekitar pucuk, sisakan tiga helai daun berupa dua helai pucuk teratas & satu helai daun di bawahnya. Potong daun tersebut hingga menyisakan sepertiga kepingan daun.
- Jika menggunakan pucuk yg tidak dorman, maka pilih ranting yg lebih panjang. Pasalnya, kepingan pucuk yg tidak dorman harus dipotong. Selanjutnya, beri perlakuan yg sama ibarat yg tersebut di atas.
- Segera gunakan ranting tunas sambung sesudah dipotong. Tunas sanggup disimpan menggunakan batang pisang / dikemas dalam kardus yg dilapisi kertas koran berair maksimum 4—5 jam.
D. Tahapan Teknik Penyam.bungan Pembibitan Durian
- Potong batang bawah durian membentuk celah huruf V tepat di bawah kotiledon menempel. Setelah itu, runcingkan kepingan ujung tunas sambung membentuk karakter V yg diadaptasi dengan bentuk celah batang bawah.
- Sisipkan ranting tunas sambung ke dalam celah batang bawah. Pastikan kedua batang menyatu dengan tepat & tidak ada rongga di antara keduanya.
- Ikat sam.bungan dengan kencang menggunakan lembaran plastik yg telah disediakan. Tujuannya, semoga tidak terdapat rongga udara sebagai akses air & penyakit yg sanggup menggagalkan proses penyam.bungan batang bawah & tunas sambung.
- Simpan flora yg telah disambung di bawah sungkup plastik & naungan 50—60%. Sungkup dibentuk dari rangka bambu yg dilapisi plastik / paranet dengan tinggi minimum 1,6 meter semoga pemeliharaan gampang dilakukan. Sebelum menyimpan bibit dalam sungkup, taburi kapur tembok di atas permukaan tanah. Tujuannya, untuk menetralisir pH tanah & mencegah serangan cendawan.
- Setelah bibit tersusun rapi di dalam sungkup, semprotkan fungisida di sekitar bibit durian sam.bungan. Tutup sungkup hingga rapat semoga penyemprotan berfungsi maksimal.
E. Pemeliharaan Bibit Durian Hasil Sambung Pucuk
- Amati pertanaman flora pada hari ketiga. Jika terdapat flora yg terjangkit cendawan, ulangi penyemprotan fungisida pada pagi / sore hari.
- Lakukan pengamatan rutin dengan interval empat hari sekali hingga bibit berumur 14—30 hari sesudah penyam.bungan. Semprotkan fungisida jikalau terdapat serangan cendawan.
- Buka sungkup sesudah 30 hari semenjak proses penyam.bungan. Selama penyungkupan, bibit tidak perlu disiram lantaran kelembapan dalam sungkup cukup tinggi. Penyiraman pada tahap ini hanya akan memicu serangan penyakit.
- Setelah sungkup dibuka, siram bibit seperlunya saja pada pagi / sore hari. Usahakan bibit tidak dalam keadaan berair ketika matahari terbenam. Pasalnya, keadaan ini sanggup memicu serangan cendawan.
- Lakukan seleksi bibit yg tumbuh sehat.
- Pindahkan bibit hasil seleksi ke dalam polibag yg berukuran lebih besar (20 cm x 25 cm / 20 cm x 30 cm). Gunakan media tanam berupa tanah, arang sekam, & pupuk kan&g dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Tambahkan pula insektisida butiran, kapur pertanian, & pupuk SP-36 secukupnya.
- Pasang ajir setinggi 80 cm untuk mengikat bibit semoga tidak tumbuh bengkok & gampang rebah. Pada fase tersebut, ikatan sam.bungan sanggup dilepas.
- Setelah bibit berumur dua bulan, berikan pupuk ZA yg dilarutkan dalam air dengan takaran 2 g/liter air. Selingi dengan penggunaan pupuk NPK dengan takaran yg sama.
- Lakukan penjarangan naungan secara sedikit demi sedikit hingga bibit siap untuk disalurkan.
--------
Kriteria Bibit Durian Unggul
Sifat Utama
Rasa daging buah : bagus & mempunyai rasa yg khas
Ketebalan daging : tebal
Ukuran biji : kecil & kempes
Warna daging : kuning hingga jingga
Kadar air daging : rendah
Tekstur daging : halus, sedikit berserat
Ukuran buah : besar
Aroma : berpengaruh merangsang
Kulit buah : tipis & gampang dibuka ketika matang
Jumlah juring : 5—6 juring sempurna
Sifat Penunjang
- Struktur pohon kokoh, percabangan merata, & tajuk berbentuk bulat.
- Produksi buah tinggi & stabil setiap tahun.
- Tahan terhadap hama penggerek batang & beberapa penyakit yg disebabkan cendawan.
- Mudah diperbanyak secara vegetatif.
- Pertanaman cepat & responsif terhadap perlakuan kebijaksanaan daya yg diberikan.
E. Kendala & Solusi Bisnis Pembibitan Durian
Kendala | Solusi |
Kegagalan proses penyam.bungan |
|
Sulit mendapat tunas sambung batang atas | Mencari penyedia tunas pucuk yg terpercaya & telah tersertifikasi. Biasanya, sumber tunas pucuk tersedia di Balai Benih Induk. |
Tingginya serangan basi akhir cendawan |
|
F. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Durian
a. Asumsi
- Lahan yg dipakai merupakan lahan sewa seluas 1.000 m².
- Target produksi sebanyak 20.000 bibit dengan masa produksi 10 bulan.
- Bahan tanam berupa benih durian untuk batang bawah & entres sebagai sumber sambung pucuk.
- Persentase berkecambah benih sebesar 80%.
- Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.
- Kebutuhan benih durian untuk sasaran produksi 20.000 bibit yaitu 31.250 benih.
Kebutuhan benih = Target produksi x 100/persentase benih berkecambah x 100/persentase bibit siap tanam
= 20.000 x 100/80 x 100/80
= 31.250 benih - Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.
- Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.
Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg
= (20.000 + (20.000 x 3%))/1.000
= 21 kg - Media berupa tanah, arang sekam, & kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
- Pembelian tanah menggunakan kendaraan beroda empat colt berkapasitas m³.
b. Rincian Biaya
—Biaya Investasi
Komponen | Harga Satuan(Rp) | Jumlah | Satuan | Total Biaya (Rp) |
Sewa lahan 1.000 m2 | 750.000 | 1 | Tahun | 750000 |
Paranet | 875.000 | 4 | Gulung | 3500000 |
Bambu | 7.500 | 50 | Batang | 375000 |
Pembuatan sumur | 2.000.000 | 1 | Paket | 2000000 |
Pemasangan instalansi listrik | 250.000 | 1 | Paket | 250000 |
Pompa air | 750.000 | 1 | Buah | 750000 |
Sprayer | 350.000 | 2 | Buah | 700000 |
Saung (barak) | 1.000.000 | 1 | Paket | 1000000 |
Pisau cutter & silet | 125.000 | 1 | Paket | 125000 |
Perperalatanan pertanian | 350.000 | 2 | Paket | 700000 |
Sungkup plastik | 300.000 | 2 | Paket | 600000 |
Total biaya investasi | 10.750.000 |
—Biaya Tetap per Periode
Komponen | Masa Pakai (Bulan) | Harga (Rp) | Penyusutan | Total Biaya (Rp) |
Penyusutan sewa lahan | 12 | 750.000 | 10/12 x Rp750.000 | 625.000 |
Penyusutan paranet | 36 | 3.500.000 | 10/36 x Rp3.500.000 | 972.222 |
Penyusutan bambu | 12 | 375.000 | 10/12 x Rp375.000 | 312.500 |
Penyusutan sumur | 180 | 2.000.000 | 10/180 x Rp2.000.000 | 111.111 |
Penyusutan instalasi listrik | 60 | 250.000 | 10/60 x Rp250.000 | 41.667 |
Penyusutan pompa air | 96 | 750.000 | 10/96 x Rp750.000 | 78.125 |
Penyusutan sprayer | 36 | 700.000 | 10/36 x Rp700.000 | 194.444 |
Penyusutan saung | 60 | 1.000.000 | 10/60 x Rp1.000.000 | 166.667 |
Penyusutan peralatan okulasi | 36 | 125.000 | 10/36 x Rp125.000 | 34.722 |
Penyusutan peralatan pertanian | 24 | 700.000 | 10/24 x Rp700.000 | 291.667 |
Penyusutan sungkup | 36 | 600.000 | 10/36 x Rp600.000 | 166.667 |
Total biaya tetap | 2.994.792 |
—Biaya Variabel per Periode
Komponen | Harga Satuan(Rp) | Jumlah | Satuan | Total Biaya (Rp) |
Polibag | 25.000 | 11 | Kg | 275.000 |
Plastik untuk sam.bungan | 35.000 | 10 | kg | 350.000 |
Pupuk kan&g | 10.000 | 50 | Karung | 500.000 |
Tanah | 300.000 | 1 | Bak colt | 300.000 |
Arang sekam | 10.000 | 20 | Karung | 200.000 |
Tunas pucuk | 2.000 | 25.000 | Batang | 50.000.000 |
Benih durian | 500 | 31.250 | Buah | 15.625.000 |
PupukNPK | 3.000 | 70 | Kg | 210.000 |
Pestisida | 100.000 | 1 | Kg | 100.000 |
Pembukaan lahan | 100.000 | 1 | Paket | 100.000 |
Biaya listrik | 50.000 | 10 | Bulan | 500.000 |
Tenaga borongan pengisian media | 50 | 20.000 | Polibag | 1.000.000 |
Tenaga borongan sambung | 1.000 | 25.000 | Polibag | 25.000.000 |
Biaya tenaga kerja tetap | 600.000 | 10 | Bulan | 6.000.000 |
Total biaya variabel | 100.760.000 |
—Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel= Rp2.994.792 + Rp100.760.000
= Rp103.754.792
c. Pendapatan & Keuntungan
—Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah bibit siap salur x Harga bibit= 20.000 x Rp14.000
= Rp280.000.000
—Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan—total biaya operasional= Rp280.000.000—Rp103.754.792
= Rp176.245.208
d. Kelayakan Usaha
—R/C rasio
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional= Rp280.000.000 : Rp103.754.792
= 2,70
R/C lebih dari satu artinya perjuangan layak dijalankan. R/C 2,70 artinya setiap penambahan2 modal sebesar satu rupiah akan memperlihatkan pendapatan sebesar Rp2,70.
—Pay back period
Pay back period (titik balik modal / titik impas) yaitu perbandingan antara total investasi dengan laba yg diperoleh.Payback period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 10 bulan
= (Rp10.750.000 : Rp176.245.208) x 10 bulan
= 0,61 bulan