Hai sahabat petani, ekspresi dominan hujan di Indonesia terjadi dari bulan Oktober hingga bulan April setiap tahunnya. Nah, pada dikala ekspresi dominan hujan, curah hujan yg terjadi tak menyerupai biasanya, alias lebih banyak & lebih sering. Kondisi inilah yg buat kebanyakan petani menghentikan sementara aktivitas pertanian mereka dikala terjadi hujan.
Ya, memang tak semua petani berhenti dari aktivitas bertani dikala hujan turun. Contohnya saja sebagian petani .bunga, yg lahan pertaniannya tidak terlalu luas serta diberi atap sehingga meskipun hujan, tidak menghipnotis keadaan lahan / pun aktifitas petaninya.
Beda halnya dengan petani sayur / buah-buahan misalnya. Kebun mereka selalu becek oleh derasnya hujan kalau turun terlalu lama. Tak jarang, curah hujan yg tinggi buat lahan terendam oleh banjir yg datang. Nah, dari keadaan menyerupai inilah yg mengharuskan petani untuk beristirahat sejenak.
Mengapa? Ya lantaran petani akan kesulitan bekerja dikala hujan. Mereka bisa, lembap kuyup, kedinginan & terjangkit penyakit. Bukan lantaran itu saja, hujan juga buat petani kesulitan dalam aktifitasnya. Misalnya, untuk menanam & mencangkul. Sebab, tanah yg becek & terendam air akan sulit untuk dicangkul.
Tidak hanya menanam & mencangkul saja, pemanenan pun akan sulit dilakukan dikala hujan. Misalnya petani kelapa, akan sulit memanjat pohon kelapa dikala / sesudah hujan, dikarenakan licin. Begitu juga petani sayur yg terka&g tanaman mereka sulit dipanen lantaran terendam air.
O iya, faktor malas juga besar lengan berkuasa terhadap aktivitas petani dikala hujan. Maksudnya malas di sini bukan berarti petani itu malas lo ya, tapi memang hujanlah yg buat petani malas untuk bergerak. Itu lantaran menyerupai saya jelaskan tadi, tanah menjadi becek, udara menjadi cuek & air yg di tanah pun menjadi gatal. Itulah sebabnya, kebanyakan petani termasuk saya lebih suka di rumah dikala hujan.
Bagaimana kalau hujan turun hingga beberapa hari? Nah, memang faktanya dikala ekspresi dominan penghujan, hujan yg turun lebih sering. Jadi, bisa, saja hujan turun hari ini, besok & lusa. Dalam artian hujan turun selama tiga hari berturut-turut. Kalau sudah menyerupai itu, ya petani terpaksa menghentikan aktivitas mereka selama itu. Tapi terka&g ada juga yg menyempatkan turun ke kebun di sela-sela hujan.
Nampaknya, kalau hujan turun terlalu usang dalam jumlah banyak, itu merupakan salah satu resiko bertani. Sebab, petani bisa, mengalami kerugian waktu, / bahkan kerugian akhir gagal panen yg disebabkan tanaman terendam banjir. Yah, walau pun begitu, petani harus tetap bersyukur. Karena hujanlah yg menyuburkan tanah serta apa yg ditanam di atasnya.
Inti dari semua ini hanya terletak pada rasa syukur. Meskipun hujan mengganggu aktifitas petani, namun apabila kita syukuri, ya tidak akan buat kita sengsara. Sebab, sengsara itu terka&g juga insan sendiri yg terlalu merasa. Dalam artian akhir ketidak syukuran kita, yg buat hati kita terus dirongrong rasa sengsara.
Baiklah, cukup sekian saja goresan pena saya wacana dikala hujan, kebanyakan petani menghentikan sementara aktivitas mereka. Semoga goresan pena ini sanggup memberi khasiat kepada Anda meskipun itu hanya sedikit. Jangan lupa baca juga "jasa petani yg sering dilupakan". Terima kasih...
Ya, memang tak semua petani berhenti dari aktivitas bertani dikala hujan turun. Contohnya saja sebagian petani .bunga, yg lahan pertaniannya tidak terlalu luas serta diberi atap sehingga meskipun hujan, tidak menghipnotis keadaan lahan / pun aktifitas petaninya.
Beda halnya dengan petani sayur / buah-buahan misalnya. Kebun mereka selalu becek oleh derasnya hujan kalau turun terlalu lama. Tak jarang, curah hujan yg tinggi buat lahan terendam oleh banjir yg datang. Nah, dari keadaan menyerupai inilah yg mengharuskan petani untuk beristirahat sejenak.
Mengapa? Ya lantaran petani akan kesulitan bekerja dikala hujan. Mereka bisa, lembap kuyup, kedinginan & terjangkit penyakit. Bukan lantaran itu saja, hujan juga buat petani kesulitan dalam aktifitasnya. Misalnya, untuk menanam & mencangkul. Sebab, tanah yg becek & terendam air akan sulit untuk dicangkul.
Tidak hanya menanam & mencangkul saja, pemanenan pun akan sulit dilakukan dikala hujan. Misalnya petani kelapa, akan sulit memanjat pohon kelapa dikala / sesudah hujan, dikarenakan licin. Begitu juga petani sayur yg terka&g tanaman mereka sulit dipanen lantaran terendam air.
O iya, faktor malas juga besar lengan berkuasa terhadap aktivitas petani dikala hujan. Maksudnya malas di sini bukan berarti petani itu malas lo ya, tapi memang hujanlah yg buat petani malas untuk bergerak. Itu lantaran menyerupai saya jelaskan tadi, tanah menjadi becek, udara menjadi cuek & air yg di tanah pun menjadi gatal. Itulah sebabnya, kebanyakan petani termasuk saya lebih suka di rumah dikala hujan.
Bagaimana kalau hujan turun hingga beberapa hari? Nah, memang faktanya dikala ekspresi dominan penghujan, hujan yg turun lebih sering. Jadi, bisa, saja hujan turun hari ini, besok & lusa. Dalam artian hujan turun selama tiga hari berturut-turut. Kalau sudah menyerupai itu, ya petani terpaksa menghentikan aktivitas mereka selama itu. Tapi terka&g ada juga yg menyempatkan turun ke kebun di sela-sela hujan.
Nampaknya, kalau hujan turun terlalu usang dalam jumlah banyak, itu merupakan salah satu resiko bertani. Sebab, petani bisa, mengalami kerugian waktu, / bahkan kerugian akhir gagal panen yg disebabkan tanaman terendam banjir. Yah, walau pun begitu, petani harus tetap bersyukur. Karena hujanlah yg menyuburkan tanah serta apa yg ditanam di atasnya.
Inti dari semua ini hanya terletak pada rasa syukur. Meskipun hujan mengganggu aktifitas petani, namun apabila kita syukuri, ya tidak akan buat kita sengsara. Sebab, sengsara itu terka&g juga insan sendiri yg terlalu merasa. Dalam artian akhir ketidak syukuran kita, yg buat hati kita terus dirongrong rasa sengsara.
Baiklah, cukup sekian saja goresan pena saya wacana dikala hujan, kebanyakan petani menghentikan sementara aktivitas mereka. Semoga goresan pena ini sanggup memberi khasiat kepada Anda meskipun itu hanya sedikit. Jangan lupa baca juga "jasa petani yg sering dilupakan". Terima kasih...