Latest News

Persiapan Lahan Untuk Budidaya Semangka Bag. Pertama

Areal penanaman yg telah kita tentukan harus kita persiapkan dengan baik. Bila areal tersebut berupa tanah kebun, tumbuhan terdahulu yg masih tumbuh perlu kita bersihkan dulu, terlebih jikalau areal tersebut bekas ditanami pepohonan yg berakar & berbatang keras. Tanaman demikian perlu kita bongkar hingga benar-benar higienis dari tunggul tumbuhan yg mengganggu. Bila kita menggunakan lahan pada areal persawahan, tanah tersebut perlu dibiarkan kering dulu beberapa hari hingga tanah gampang dicangkul.

Selanjutnya kita lakukan beberapa pengujian terhadap tanah di areal penanaman. Caranya yakni sebagai berikut:
  • Ambil gumpalan-gumpalan tanah dari beberapa tempat.
  • Gumpalan tanah tersebut selanjutnya kita campur hingga rata.
    Lalu kita ambil segumpal adonan tanah tersebut & dilarutkan (dicampur air) dalam suatu wadah yg bisa memuat 300 cc cairan. Dianjurkan untuk menggunakan wadah yg lembus pan&g & telah dicuci higienis untuk mempermudah pengamalan.
  • Air pelarutnya paling baik menggunakan air suling (aquadestilala), tetapi air ledeng pun sanggup dipakai demikian juga dengan air sumur, asalkan air pelarut tadi bebas rasa & tidak berbau semoga tidak mempengaruhi hasil pengamatan kita.
  • Tanah tadi diaduk merata dalam wadah berisi air suling, kemudian biarkan selama beberapa menit hingga suspensi tanah mengendap sehingga di atas endapan air pelarut terlihat jernih kembali.
  • Selanjutnya pada air tersebut kita celupkan kertas lakmus /pun batang pengukur pH meter, kemudian kita baca skala yg ditunjukkan oleh peralatan tersebut untuk mengetahui besarnya pH (derajad keasaman tanah). Hal ini perlu dilakukan lantaran dekat kaitannya dengan penghitungan jumlah pupuk, terutama kapur yg harus kita pergunakan.
Sobat juga harus mengetahui bagaimana cara penggunaan pH meter, berikut caranya, cekidot:
  • Pastikan batere sumber daya peralatan masih stabil arusnya.
  • Pastikan peralatan masih bekerja normal dengan jalan menguji, misalnya: batang peralatan dicelupkan ke dalam larutan cuka dapur, amati apakah jarum meter masih mengatakan perubahan2. Seharusnya skala meter mengatakan angka kecil (di bawah angka 7), lantaran cuka bersifat asam.
  • Setelah yakin bahwa peralatan masih bekerja, cucilah batang pengukur hingga higienis dari cuka.
  • Celupkan batang pengukur dari peralatan ke dalam larutan suspensi tanah yg kita buat tadi. Catatlah angka yg ditunjukkan oleh meter.
  • Untuk memastikan hasil pengujian kita, lakukan cara serupa terhadap beberapa larutan suspensi tanah. Kemudian kita buat suatu tabel untuk menemukan angka rata-rata yg terbaca pada
    skala peralatan.
Cara penggunaan kertas lakmus untuk maksud serupa yakni sebagai berikut:
  • Persiapkan kertas lakmus (kertas indikator pH). Kertas ini sanggup dibeli di toko peralatan laboratorium /pun apotik besar. Bentuknya berupa gulungan kertas /pun potongan kertas menyerupai pita. Pada wadahnya terdapat diagram warna-warna berikut nomer-nomer inden.
  • Ambil kertas indikator tersebut dengan menggunakan tangan yg higienis & kering, kira-kira 4 cm. Ujungnya kita celupkan ke dalam suspensi tanah yg telah kita persiapkan.
  • Tunggulah beberapa dikala hingga tidak terjadi perubahan2 warna lagi pada kertas tersebut (proses demikian hanya berlangsung selama beberapa detik saja).
  • Kertas indikator yg telah berubah warna dicocokkan warnanya dengan diagram warna pada wadah kertas indikator tersebut. Lalu bacalah angka yg tertera pada diagram warna yg sesuai dengan kertas indikator tadi. Bilangan tersebut merupakan bilangan pH dari tanah yg kita larutkan tadi.
  • Agar lebih pasti, hasil pengujian tersebut sebaiknya dilakukan beberapa kali, menyerupai langkah yg diterapkan pada pengujian pH dengan peralatan listrik.
Tujuan pemakaian aquadestilata sebagai pelarut yakni untuk menjamin kepastian pengukuran pH tanah. Mengingat pH normal air suling yakni 7. Lain halnya jikalau kita menggunakan sembarang air. Bila air pelarut tersebut ternyata bersuasana alkalis (memiliki pH kurang / lebih dari 7), maka hasil pengukuran akan menjadi kabur. Pada pH meter semi otomatis; pada keadaan non aktif, jarum skala berada pada angka 7. Hal ini ada kemungkinan meter jarumnya tidak bergerak, sewaktu kita operasikan.

Sering terjadi pada penggunaan kertas lakmus, kertas indikator tidak mengalami perubahan2 warna, lantaran kebetulan warna yg ditunjukkan untuk bilangan tertentu sama dengan warna dasar kertas indikator. Angka pH dari tanah pada areal yg akan kila kerjakan, kita catat untuk penghitungan jumlah kapur yg kita butuhkan, yg akan dibicarakan pada cuilan selanjutnya.

PROSES PERSIAPAN LAHAN
Sebelum penanaman semangka kita mulai, lahan yg akan kita tanami harus kita persiapkan dengan baik. Tahap-tahap persiapan lahan tersebut yakni sebagai berikut:

1. Tahap pembalikan tanah
Maksud pembalikan tanah di sini yakni untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan tanah. Untuk membentuk bongkahan tanah tersebut sanggup menggunakan traktor tangan, dibajak dengan binatang penarik /pun dibalik dengan cangkul.

Pembalikan tanah harus merata pada seluruh areal penanaman. Pada tahap ini, tunggul bekas batang /pun jaringan perakaran tumbuhan terdahulu harus dibuang keluar dari areal penanaman. Demikian pula bebatuan yg mungkin ada harus dibuang.

2. Tahap pembentukan bedengan
Tanaman semangka mutlak membutuhkan bedengan semoga air yg terkandung di dalam tanah lebih gampang mengalir keluar melalui jalan masuk drainase yg kita buat.

Jumlah bedengan bergantung pada jumlah baris tanam yg dikehendaki oleh petani. Se&gkan bentuk-bentuk bedengan sanggup mengikuti salah satu dari referensi berikut ini:

a. Bedengan dengan baris tumbuhan gkamu
Areal penanaman yg telah kita tentukan harus kita persiapkan dengan baik Persiapan Lahan Untuk Budidaya Semangka bag. Pertama

Panjang bedengan : Mengikuti panjangnya areal penanaman.
Letak bedengan : Melintang pada areal penanaman.
Lebar bedengan : 7-8 meter, tergantung tebal-tipisnya tinggi be­dengan.
Tinggi bedengan : Minimum 20 cm.
 
Keuntungan referensi bentuk bedengan menyerupai ini ialah:
  • Pembentukan bedengan relatif cepat lantaran sekaligus sanggup memuat dua baris tumbuhan
  • Perawatan tumbuhan dikala penyemprotan obat /pun pupuk daun sanggup mencapai 2 baris tumbuhan sekaligus hingga waktu yg dipergunakan lebih efisien.
  • Tidak terlalu banyak areal yg tidak produktif.
Kerugian referensi bentuk bedengan menyerupai ini ialah:
  • Pengerjaan pemangkasan sulur harus hati-hati, jangan hingga keliru memotong cabang lateral yg gres tumbuh pada baris tumbuhan di lain sisi, mengingat pada bedengan berbentuk demikian, ujung-ujung sulur tumbuhan sering bersilangan & tumpang tindih.
  • Risiko kerusakan tumbuhan akhir terinjak sewaktu melaksanakan penyerbukan buatan lebih besar.
b. Bedengan dengan baris tanam tunggal
Areal penanaman yg telah kita tentukan harus kita persiapkan dengan baik Persiapan Lahan Untuk Budidaya Semangka bag. Pertama

Panjang bedengan: Mengikuti panjangnya areal penanaman.
Letak bedengan : Melintang pada areal penanaman
Lebar bedengan : 3,5-4 meter tergantung tebal-tipisnya tinggi be­dengan.
Tinggi bedengan : Minimum 20 cm.
Keuntungan referensi bentuk bedengan demikian ialah:
  • Risiko kerusakan tumbuhan akhir terinjak sewaktu melaksanakan penyerbukan buatan lebih kecil, lantaran tumbuhan tidak bersilangan dari dua arah.
  • Pemangkasan sulur & cabang lateral lebih gampang dilakukan tanpa risiko salah potong.
Kerugian referensi bentuk bedengan demikian ialah:
  • Waktu yg diharapkan untuk membentuk bedengan lebih lama, alasannya lebih banyak jalan masuk drainase pada setiap baris bedengan, yg berarti lebih banyak kerja pencangkulan yg harus di­lakukan.
  • Relatif lebih banyak cuilan areal penanaman yg tidak produktit, tidak bisa, ditanami, lantaran dijadikan jalan masuk drainase (jalan perawatan tanaman).
  • Waktu yg diharapkan untuk menyemprot tumbuhan dengan larutan obal & pupuk lebih lama, alasannya pada tiap bedengan hanya ada satu baris tanam