Latest News

Proses Pemijahan Ikan Koi

Induk-induk koi yg telah terpilih tidak serta merta bisa, pribadi dikawinkan. Hal ini berkaitan dengan tingkat kematangan kelamin dari koi jantan & betina. Jika kita menentukan koi yg telah siap kawin, yg perlu disiapkan yaitu daerah untuk kawin / kolam pemijahan. Kolam pemijahan berupa kolam tembok berukuran 2x4x1 m dengan sirkulasi air yg baik. Kolam ini sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu dengan cara dikeringkan & direndam dengan larutan PK (kalium permanganate). Setelah itu, dipasang jaring (net) / kantung happa dari bahan2 yg halus (kain triliri), lalu kolam diisi dengan air. Selanjutnya, induk koi dimasukan.

Perbandingan koi jantan & betina 1 : 1 / 1 : 2 (perbandingan berat ba&). Artinya, bila induk betina beratnya 2kg (biasanya 1 ekor), induk jantan mempunyai berat minimum 2 kg (biasanya bisa, 3-4 ekor). Induk koi dibiarkan & dilarang diganggu. Setelah 1 - 2 jam, sarang / kakaban untuk melekat telur dipasang. Kakaban biasanya terbuat dari ijuk yg dijepit bambu. Jumlah kakaban sebaiknya 1 : 5. Artinya, bila induk betina yg dikawinkan 1 kg, kakabannya 5 lembar. Satu lembar kakaban berukuran 0,5 x 1 m.
Setelah kakaban, induk koi, & sirkulasi air disiapkan dengan baik, koi dibiarkan kawin sepanjang malam. Menjelang pagi akan terlihat telur-telur melekat di kakaban.

1. Menetaskan Telur & Menangani Telur yg Baru Menetas
Telur yg terdapat pada kakaban harus terendam air terus. Karena itu, kakaban sanggup diberi pemberat. Suhu kolam penetasan pun harus selalu hangat. Jika suhu air di dalam kolam terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lebih lama. Sebaliknya, bila suhu terlalu panas, telur-telur tersebut akan gampang membusuk. Dalam keadaan normal, telur-telur akan menetas dalam waktu tiga hari. Setelah semua telur menetas, kakaban bisa, diangkat & sanggup dipergunakan untuk proses pemijahan lainnya. Anak koi yg gres lahir masih membawa kuning telur sebagai persediaan makanan. Lima hari lalu, kuning telur tersebut habis & burayak koi mulai membutuhkan pakan alami berupa u&g renik artemia / kutu air yg sudah dikultur. Pakan alami yg diambil dari alam harus dibersihkan dahulu biar koi tidak terkontaminasi bakteri. Setelah berumur satu minggu, burayak sudah bisa, dipindahkan ke dalam kolam pembesaran. Sebelum burayak dimasukkan, sebaiknya kolam pembesaran sudah diisi oleh pakan alami berupa kutu air. Selain kutu air, pakan alternatif yg bisa, diberikan yaitu kuning telur yg direbus, tepung u&g, / susu bubuk. Jangan lupa kolam harus selalu dibersihkan biar koi tetap sehat.

induk koi yg telah terpilih tidak serta merta bisa, pribadi dikawinkan Proses Pemijahan Ikan Koi


2. Merawat Anak Koi
a. Pendederan I
Pendederan I yaitu pemeliharaan lanjutan dari koi yg berumur 10 hari. Biasanya dilakukan di kolam tembok berukuran 5 x 5 x 0.5 m / 5 x 10 x 0,5 m. Untuk menghindari resiko kematian koi, sebaiknya tidak menggunakan air dari susukan langsung, tetapi air yg sehat / higienis & diberi aerasi.
Sebelum pemeliharaan berlangsung, kolam dipersiapkan dulu, yakni dengan merendam pupuk kan&g (kotoran ayam petelur sebanyak 2 - 4 kg / m3 air. Pupuk kan&g dibungkus dengan kain kasa & diletakan disudut-sudut kolam. Di samping itu, juga ditebarkan garam dapur sebanyak 10 gram / m3 air. Perendaman berlangsung selama 5-7 hari.
Setelah kolam & perlengkapannya dipersiapkan, benih koi ditebarkan dengan hati-hati. Sebaiknya dilakukan aklimatisasi dengan seksama. Caranya, semua tindakan yg termuat dalam paragraf ini dilakukan dengan benar & hati-hati, biar penyesuaian ikan berjalan sebagaimana mestinya. Selama 3-5 hari, koi mekhasiatkan pakan alami. Setelah itu, diberi pakan berbentuk tepung. Pemeliharaan benih koi selama 15 -25 hari dengan padat tebar 150 200 ekor / m3.

b. Pendederan II
Sama halnya dengan pendederan I, pendederan II juga dilakukan di kolam tembok. Bisa juga dilakukan di kolam tanah.

Persiapan di kolam tembok sama dengan pendederan I. Selanjutnya, sudah bisa, menggunakan pakan buatan yg berbentuk butiran.

Persiapan kolam tanah sanggup dilakukan dengan cara memberi kapur 25 - 50 gram / m3, pupuk kan&g 150 - 250 gram / m3, & pupuk daun 300 gram / m3. Kolam tanah diairi / direndam selama 5-7 hari. Selanjutnya koi ditebarkan bila dibandingkan dengan kolam tembok, penggunaan kolam tanah biasanya mempercepat koi tumbuh, tetapi mortalitas / kematian akan tinggi & warnanya akan pudar.
Pemeliharaan pendederan II berlangsung selama 20 - 30 hari. Padat tebarnya 50-100 ekor/m3. Biasanya, pada waktu panen sudah bisa, dipilah anakan menurut warna & ukurannya.

c. Pendederan III
Persiapan yg dilakukan sama dengan pendederan I & II. Perbedaannya hanya pada padat tebarnya. Padat tebar pada pendederan III maksimum 50 ekor/ m3 dengan kondisi air & pakan yg memadai, alasannya pada tahap ini proses pembentukan kualitas koi yg baik berlangsung. Pemeliharaan berlangsung selama 20 - 30 hari. Selanjutnya gres dilakukan pemilihan koi menurut ukuran & warnanya.

3. Menyeleksi Benih Koi Secara Benar
Penyeleksian benih bisa, dilakukan sehabis koi berumur 2-3 bulan. Kriteria ini dimaksudkan biar koi bisa, dikelompokkan menurut ukuran tubuhnya. Koi yg bertubuh bongsor dicampurkan dengan yg bertubuh bongsor, & yg bertubuh kecil juga dicampur dengan yg bertubuh kecil. Pada tahap penyeleksian ini sekaligus sanggup dipilah calon induk yg berkualitas. Seleksi benih sanggup dilakukan sampai beberapa kali biar diperoleh hasil yg memuaskan. Seleksi paling selesai yaitu menentukan contoh warna & kualitas koi secara secara keseluruhan. Diperlukan cukup pengalaman & kejelian untuk menentukan koi yg berkualitas. Berdasarkan pengalaman, anak koi yg baik mempunyai badan tidak cacat serta contoh warna yg tegas & cemerlang.

induk koi yg telah terpilih tidak serta merta bisa, pribadi dikawinkan Proses Pemijahan Ikan Koi