Latest News

Pembibitan & Pengolahan Tanah Pada Budidaya Flora Bawang Merah

Pengolahan tanah perlu menerima perhatian, lantaran banyak flora bawang merah gagal sebagai akhir pengolahan tanah yg kurang baik. Pengolahan tanah mempunyai tujuan:
  1. Menggemburkan tanah, hingga tanah mempunyai struktur bergumpal.
  2. Membuang rumput jahat, ibarat alang-alang, teki, mimosa & lain-lain.
  3. Membuang gas beracun yg terjadi lantaran acara mikroba dalam tanah.
  4. Membuat pembuangan air (drainage) yg baik.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada waktu yg sempurna (tidak ada hujan) 2-4 ahad sebelum tanam. Pada awal animo kemarau, keadaan tanahnya mulai kering & keras, tanah diolah dengan traktor / pacul/bajak. Pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan-bongkahan. Bongkahan tanah ini diatur rapi membentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, & selokan dengan lebar 20-40 cm. Setelah olahan tanah dibiarkan kering benar, kemudian disiram air sedikit & tanah bedengan diratakan. Setelah tanah diratakan, yakni ± 1 ahad sebelum tanam, diberikan pupuk kan&g yg telah jadi sebanyak 10 ton per hektar. Selanjutnya 1 hari sebelum tanam tanah bedengan dibasahi (disiram air secukupnya) & hari berikutnya bibit sanggup ditanam. Pembahasan bedengan tanah yg kurang cukup sanggup mengakibatkan pembusukan bibit yg gres ditanam.

Pada tanah yg berat ibarat tanah alluvial, pengolahan tanah pada waktu tanah masih berair akan sulit dikerjakan (lengket) & menghasilkan struktur tanah yg kurang menggumpal. Oleh lantaran itu sebaiknya pengolahan tanah dikerjakan pada waktu tanah mulai kering. Namun pada tanah ringan seperti tanah andosol/tanah berpasir, pengolahan tanah sanggup dikerjakan setiap saat.
Pengolahan tanah perlu menerima perhatian Pembibitan & Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah


Di tempat lahan yg tanahnya berat & sering banjir ibarat di tempat Brebes, Tegal & sebagainya, pengolahan tanah dilakukan dalam bentuk surjan dengan selokan dalam (lebar selokan 40 abad & dalam selokan 50 cm). Pembuatan surjan-surjan dengan selokan dalam pada bawang merah tidak lain untuk menciptakan:
  1. Kondisi tanah menjadi bergumpal (remah), lantaran gumpalan tanah olahan mengalami pengeringan.
  2. Drainage cepat, lantaran bedengan surjan tidak terlalu lebar, se&gkan selokannya dalam (pada animo hujan).

Tetapi pembuatan selokan yg terlalu dalam (lebih dari 0,5 meter) merupakan pemborosan. Selokan yg dalam dari bedengan surjan ini mempunyai 3 fungsi penting yaitu sebagai berikut:
  1. Sebagai tempat penampungan air yg sanggup dipakai untuk pengairan apabila animo kemarau.
  2. Memberikan uap air yg teratur, hingga sanggup menimbulkan kondisi lingkungan (mikroklimat) yg sejuk pada flora bawang merah di sekitamya.
  3. Merupakan peralatan pembuangan air (drainage) pada animo hujan / kelebihan air.
Akan tetapi pada tempat lahan gambut, yakni tanah yg dipenuhi bahan2 organik yg berasal dari sisa-sisa pembusukan tanaman, pengolahan dilarang dikerjakan secara intensif, apalagi disertai pembongkaran lantaran akan mengakibatkan kerusakan tanah akhir terjadinya penguraian bahan2 organik yg terlalu cepat. Pada tempat ibarat ini pengolahan tanah jangan terlalu dalam. Sebaliknya pada tanah berat, pengolahan tanah yg terlalu &gkal, terutama apabila pengolahan tanah dengan traktor, akan mengakibatkan terjadinya lapisan keras di bawah bajak traktor, hingga menimbulkan air tanah menjadi tergenang (tidak porus). Dengan bencana ibarat ini flora bawang akan kerdil tumbuhnya & rendah hasilnya. Oleh alasannya yakni itu pembajakan tanah harus dalam (lebih dari 30 cm). Keadaan air tanah yg menggenang sanggup mengakibatkan hal-hal berikut.
  1. Keadaan aerasi kurang baik, jadinya flora kerdil.
  2. Beberapa penyakit tanah gampang menyerang akar (leher batang) flora bawang.
 
Bibit
Bibit merupakan pangkal dari keberhasilan tanaman. Bibit yg jelek, berkeriput, terlalu kecil, terlalu lemah akan sulit menghasilkan umbi yg diharapkan. Bawang merah diperbanyak dengan biji & umbi, tetapi pada umumnya hingga ketika ini diperbanyak dengan umbi.
Umbi yg sanggup dipakai untuk bibit harus mempunyai persyaratan sebagai berikut.
  1. Ukuran besar umbi 2,5-7,5 gram yakni kelas I 2,5-5 gram & kelas II 5-7,5 gram.
  2. Telah mempunyai umur yg cukup bau tanah di kebun (65-100 hari), tergantung juga pada varietas & tinggi tempat bertanam.
  3. Tidak bercampur dengan varietas lain (murni).
  4. Sehat, tidak mengandung bibit penyakit & hama. Ini berarti bibit dipungut dari flora bawang merah yg sehat & cukup tua.
  5. Tidak cacat, luka / sobek.
  6. Telah mengalami penyimpanan antara 2-3 bulan tergantung varietasnya & tempat penyimpanannya, yg penting bibit telah mulai tumbuh, yakni apabila ujung umbi dipotong akan tampak tunasnya yg berwarna hijau.
Pada bawang Bombay, ukuran umbi bibit lebih besar, yaitu antara 10-20 gram. Sehari sebelum umbi ditanam, ujungnya dipotong sepanjang 1/3 bagian.
Pemotongan ujung umbi ini penting untuk mendorong:
  1. Umbi tumbuh merata.
  2. Banyak anakan & daun yg terbentuk.
  3. Umbi cepat tumbuh, lantaran ujung umbi bersifat menghambat pertanaman (memperpendek masa istirahat umbi)
Bila umbi bibit terlalu besar, / persediaan bibit tidak mencukupi, umbi tersebut sanggup dibelah. Pembelahan harus dilakukan sedemikian rupa, hingga tiap belahan disertai dasar cakramnya (discus) dengan arah membujur. Tiap umbi sanggup dibelah menjadi 2-4 bagian. Akan tetapi bibit belahan ini akan menghasilkan umbi yg lebih sedikit, hingga produksi lebih rendah dari pada bibit utuh.