Pasir sanggup disterilkan dengan cara dioven pada suhu 100 °C selama 60 menit / secara sederhana yaitu, pasir direbus hingga air mendidih kemudian didiamkan hingga hirau taacuh & pasir ditiriskan, gres sehabis itu pasir tersebut dipakai sebagai media peneluran.
Pasir sebagai media peneluran di dalam wadah perlu dijaga kelembapannya dengan cara menyemprotkan air di atasnya dengan menggunakan sprayer. Pengamatan peneluran dilakukan pada jangkrik betina yg menusukkan ovipositomya ke dalam pasir.
Jangkrik Betina yg se&g bertelur pada media pasir |
Setelah itu, pengecekan telur dilakukan pada media pasir dengan cara sedikit mengoreknya untuk memastikan apakah telur telah diletakkan
Telur Jangkrik |
PENETASAN TELUR
Penetasan telur sanggup dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu telur tidak perlu dipisahkan dengan pasir media peneluran. Cara tersebut sangat-praktis tidak perlu memanen telur & tidak ada perlakuan khusus. Pasir yg telah diteluri dipisahkan & dibiarkan pada kan&g, / menggunakan bejana plastik berwarna hitam yg diberi lampu di atasnya
Ember kawasan penetasan telur |
Kelembapan pasir harus tetap dijaga dengan cara menyemprotkan air secara terpola menggunakan sprayer. Setelah 5-6 hari telur-telur tersebut akan menetas & bermunculan belum dewasa jangkrik dari dalam pasir. Kelemahan cara pertama ini yaitu jumlah telur tidak bisa, diketahui secara niscaya jumlahnya.
Cara kedua yaitu menetaskan telur dari hasil panen telur. Caranya yaitu telur dalam kain putih diletakkan pada ember & dijaga kelembapan kainnya dengan cara menyemprotkan air secara terpola menggunakan sprayer.
Telur-telur di dalam kain perlu dibuka & diamati setiap hari untuk mengetahui apakah telur sudah ada yg menetas / belum. Satu sendok teh telur jangkrik dalam kain berisi kurang lebih 2.000 butir telur.
Setelah 5-6 hari telur-telur tersebut akan menetas & bermunculan belum dewasa jangkrik pada kain putih yg basah. Kelebihan cara kedua yaitu jumlah telur yg ditetaskan sanggup diketahui jumlahnya sebelum ditetaskan